Minggu, 22 September 2019

BAHASA INGGRIS BINATANG

ANIMAL

  1. Bison = Banteng
  2. Cat = Kucing
  3. Frog = Katak
  4. Fly = lalat
  5. Cricket = Jangkrik
  6. Shrimp = Udang
  7. Porcupine = Landak
  8. Dolphin = Lumba-lumba
  9. Dove = Merpati
  10. Goat = Kambing
  11. Monkey = Monyet
  12. Eel = Belut
  13.  Bear = Beruang
  14. Sheep = Domba
  15. Penguin = Pinguin
  16. Scorpion = Kalajengking
  17. Sea Horse = Kuda laut
  18. Goose = Mentok
  19. Rhinoceros = Badak
  20. Duck = Bebek
  21. Oyster = Kerang mutiara
  22. Eagle =  Burung elang
  23. Ant = Semut
  24. Zebra = Kuda Sebra
  25. Hawk = Burung rajawali
  26. Crocodile  = Buaya
  27. Alligator  = Buaya besar
  28. Snake = Ular
  29. Leopard = Macan tutul
  30. Donkey = Keledai
  31. Bat = Kelelawar
  32. Hoope = Burung hud-hud
  33. Puma = Macan kmbang
  34. Camel = Onta
  35. Cockatoo = Burung kakatua
  36. Shark = Ikan hiu
  37. Deer = Rusa
  38. TIger = Harimau
  39. Cow = Sapi
  40. Starfish = Bianatang Laut
  41. Tortoise = Kura-kura darat
  42. Turtle = Kura-kura laut
  43. Lion = Singa
  44. Buffalo = kerbau
  45. Pig = Babi
  46. Seal = Anjing laut
  47. Dog = Anjing
  48. Crane = urung bangau
  49. Porpoise = lumba- lumba
  50. Beetle = kumbang
  51. Centipede = Kelabang
  52. Crow = Burung gagak
  53. Giraffe = Jerapah
  54. Rabbit = Kelinci
  55. Rosster = Ayam jantan
  56. Swan = Angsa
  57. Fastern song bird = burng bul-bul
  58. Cockroad = Kecoak
  59. Lizard = Kadal
  60. Crab = Kepiting
  61. Mouse = Tikus
  62. Hen = Ayam betina
  63. Dragonfly = Capung
  64. Kangooro = Kanguru
  65.  Octopus = Gurita
  66. Otter  = Anjing air
  67. Hippotamus = Kuda nil
  68. Horse = Kuda
  69. Butterfly = Kupu-kupu
  70. Spoder = Laba- laba
  71. Squid = CUmi-cumi
  72. Squirrel = Tupai
  73. Elephant = Gajah
  74. Walrus = Beruang laut
  75. Snail = Siput
  76. Champeleon = Bunglon
  77. Caterpillar = Ulat

Bahasa inggris alat -alat musik

MUSICAL INSTRUMENTS


  1. Piano = piano
  2. Saxophone = saksofon
  3. Guitar = gitar
  4. Harp = kecapi
  5. Trombone = trombon
  6. Violin = biola
  7. Drum = dram
  8. Cymbals = gembreng
  9. Harmonica = harmonika
  10. Mandoline = mandolin
  11. Trumpet = trompet
  12. Tambourine = rebana
  13. Guitar electric = gitar listrik
  14. Flute = seluring
  15. Bongos = bongo
  16. Maracas = marakas
  17. Xylophone = gambang
  18. Panpipes = panpipes

Senin, 09 September 2019

Kehilangan

Pernah nga kalian kehilangan sesuatu hal yang berharga bagi kalian...😭

Misalnya ni hewan peliharaan, teman, sahabat atau anggota keluarga.

Rasa duka pasti akan terjadi setiap manusia. kehilangan sesuatu yang kita sayangi sungguh berat untuk melepaskannya bukan. tapi kamu harus tau semua yang ada di dunia pasti kembali ke asal mereka di ciptakan. wajar saja jika aku, kamu merasa sedih ditinggalkan seseorang yang kamu sayangi.

Tipsnya
1. Kamu harus yakin ini adalah yang terbaik
2. Kamu harus ikhlas serta berdoa
3. Kamu harus tetep semangat\
4. Kamu wajib tau bahwa semua ini hanya sementara di dunia
5. Kamu wajib berjuang untuk memberikan yg terbaik kepada anggota keluarga sebelum semua berakhir penyesalan

Minggu, 08 September 2019

perubahan metode akuntansi


Nama    : Linda Aviva
Nim        : D42172380
Prodi     : Akuntansi sektor public
RESUME
PERUBAHAN METODE AKUNTANSI
Sedangkan Perubahan dalam metode akuntansi dipisahkan menjadi 3 (tiga) yaitu :
  1. Perubahan dalam prinsip akuntansi
  2. Perubahan dalam taksiran-taksiran akuntansi
  3. Perubahan dalam kesatuan usaha
Koreksi kesalahan tahun-tahun lalu dapat terjadi karena berbagai macam sebab, seperti kesalahan-kesalahan perhitungan, kesalahan-kesalahan penggunaan rekening, kesalahan-kesalahan dalam penerapan prinsip akuntansi.
Tidak ada pedoman khusus untuk mengoreksi kesalahan-kesalahan ini karena koreksinya tergantung pada jenis kesalahannya. Dan kabar baiknya, pembahasan mengenai cara melakukan koreksi kesalahan laporan keuangan bisa di baca di : Cara Melakukan Koreksi Kesalahan Laporan Keuangan
Dampak Perubahan Metode Akuntansi Terhadap Laporan Keuangan
perubahan metode akuntansi
Mari kita bahas satu per satu perubahan dalam metode akuntansi dan dampaknya bagi Laporan Keuangan.
#1. Perubahan dalam prinsip Akuntansi
Perubahan dalam prinsip akuntansi adalah penggunaan suatu prinsip akuntansi yang lazim yang berbeda dengan prinsip akuntansi yang lazim yang digunakan dalam periode sebelumnya.
Istilah prinsip akuntansi di sini mencakup juga metode-metode yang digunakan.
Perubahan dalam prinsip akuntansi ini dapat terjadi karena perusahaan mempunyai beberapa alternatif metode untuk penerapan suatu prinsip.
Istilah perubahan dalam prinsip akuntansi ini tidak termasuk :
Pemakaian pertama suatu prinsip akuntansi untuk mencatat transaksi yang baru pertama kali terjadi dalam perusahaan.
Penggunaan atau perubahan suatu prinsip akuntansi yang perlu dilakukan karena adanya perubahan sifat transaksi.
Perubahan dari prinsip akumulasi yang tidak lazim ke prinsip yang lazim.
Contoh dari perubahan prinsip akuntansi antara lain :
Perubahan dalam metode pembebanan harga pokok persediaan, seperti dari LIFO ke FIFO atau ke rata-rata tertimbang.Perubahan dalam metode depresiasi aktiva tetap, seperti dari double delining balance method ke straight line method.Perubahan dalam metode akuntansi untuk kontrak jangka panjang, seperti dari metode kontrak selesai ke metode persentase penyelesaian.Perubahan dalam perhitungan biaya produksi, seperti dari full costing ke direct costing.
Perubahan dalam penggunaan prinsip akuntansi ini bisa diklasifikasikan menjadi 3 (tiga), yaitu :

#1. Perubahan prinsip akuntansi yang mempunyai akibat kumulatif
Akibat kumulatif dari perubahan prinsip akuntansi diperlakukan sebagai berikut :
Jumlah akibat kumulatif dari perubahan prinsip dilaporkan dalam laporan laba rugi di antara elemen-elemen luar biasa dan laba bersih. Pelaporannya dengan jumlah sesudah dikurangi pajak penghasilan.
Laporan keuangan periode-periode sebelumnya tidak perlu dikoreksi.
Laba sebelum elemen luar biasa dan laba bersih periode-periode sebelumnya ditunjukkan dalam laporan laba rugi tahun sekarang dengan jumlah yang udah dikoreksi.
 #2. Perubahan prinsip akuntansi yang mempunyai akibat retroaktif
Perubahan prinsip akuntansi tertentu diperlakukan secara retroaktif. Dengan cara ini laporan keuangan periode-periode sebelumnya (yang dilaporkan) disusun kembali sesuai dengan prinsip yang baru.
Bila masih terdapat sisa akibat kumulatif (sesudah laporan keuangan periode-period sebelumnya yang dilaporkan, direvisi) maka sisa tersebut dikoreksikan ke saldo awal rekening laba tidak dibagi dari periode terawal yang dikoreksi.
Perubahan prinsip akuntansi yang memerlukan retroaktif adjustment adalah :
Perubahan metode penentuan harga pokok persediaan dari LIFO ke metode lain.
Perubahan dalam metode akuntansi untuk kontrak jangka panjang.
Perubahan dari atau ke full cost method yang digunakan dalam industri extractive.


#3. Perubahan metode penentuan penentuan harga pokok persediaan ke LIFO
Perubahan ke LIFO ini merupakan suatu pengecualian dari dua perlakuan di atas (kumulatif dan retroactive).
Bila suatu perusahaan mengganti metode penentuan harga pokoknya ke LIFO maka persediaan awal dalam periode pergantian metode itu merupakan dasar perhitungan untuk periode tersebut dan periode-periode berikutnya.
Pergantian metode ke LIFO ini tidak memerlukan koreksi baik kumulatif maupun retroaktif.
3 perubahan metode akuntansi yang mempengaruhi tujuan laporan keuangan
#2. Perubahan dalam Taksiran-taksiran Akuntansi
Banyak alokasi atau pembebanan biaya didasarkan pada taksiran-taksiran di mana taksiran ini dibuat dengan suatu kebijaksanaan.
Misalnya pembebanan kerugian piutang, taksiran umur dalam perhitungan depresiasi, dan taksiran jumlah garansi yang akan dibayar.
Pada periode-periode berikutnya mungkin dapat diketahui bahwa taksiran-taksiran yang sudah dibuat adalah tidak benar sehingga perlu direvisi.
Bila taksiran sudah dibuat dengan sebai-baiknya tapi ternyata tidak tepat, maka perubahan-perubahan yang dibuat sebaiknya dibebankan pada periode berjalan dan periode-periode yang akan datang.
Periode-periode yang lalu sudah tidak perlu diubah karena perubahan taksiran ini baru diketahui pada periode berjalan.
Perhatikan contoh berikut:
Mesin harga perolehannya Rp. 1.000.000,- umurnya ditaksir 8 tahun. Setelah dipakai selama 5 tahun diketahui bahwa seharusnya mesin tadi umurnya 10 tahun.Depresiasi yang sudah dibebankan selama 5 tahun berjumlah 5 x Rp. 125.000 = Rp. 625.000.
Nilai buku mesin pada awal tahun ke-enam sebesar Rp. 375.000. Karena taksiran umurnya berubah menjadi 10 tahun maka nilai buku sebesar Rp. 375.000 akan dibebankan dalam waktu lima tahun, yaitu tahun ke-enam sampai dengan tahun ke-sepuluh.
Beban depresiasi tiap tahun selama sisa umur mesin sebesar Rp. 375.000 : 5 = Rp. 75.000.
Dalam hal ini tidak perlu dibuat jurnal untuk membetulkan saldo rekening yang berhubungan.

Perubahan dalam taksiran akuntansi yang timbul sebagian atau seluruhnya dari perubahan prinsip akuntansi harus dilaporkan sebagai perubahan taksiran akuntansi.
Perubahan metode depresiasi, akibatnya dapat dipisahkan dari perubahan taksiran-taksiran akuntansi (seperti umur dan residu).
Oleh karena itu perubahan metode depresiasi atau penyusutan harus diperlakukan sebagai perubahan prinsip akuntansi dan perubahan taksiran umur, nilai residu dan lain-lain diperlakukan sebagai perubahan taksiran akuntansi.
#3. Perubahan Kesatuan Usaha
Laporan keuangan bisa berubah karena adanya perubahan kesatuan usaha.Perubahan kesatuan usaha ini terjadi dalam hal disusunnya laporan keuangan konsolidasi sebagai ganti laporan keuangan masing-masing perusahaan, perubahan-perubahan dalam anak perusahaan yang laporan-laporannya dikonsoidasikan, atau terjadinya penggabungan-penggabungan baru.Teknik Cepat Membuat Laporan Keuangan Usaha Kecil, Cocok Untuk Anda yang Tidak Sabaran
Bila terjadi perubahan kesatuan usaha maka laporan keuangan tahun berjalan harus menjelaskan sifat-sifat dan sebab-sebab perubahan itu.
Di samping itu akibat-akibat perubahan terhadap laba rugi juga harus dicantumkan dalam laporan laba rugi sebelum elemen-elemen luar biasa, begitu juga laba bersih dan jumlah pendapatan per lembar saham (EPS).
Laporan keuangan tahun berikutnya tidak perlu lagi mencantumkan penjelasan seperti laporan tahun berjalan.
Agar laporan keuangan tahun berjalan dapat dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, laporaN keuangan tahun sebelumnya harus disusun dengan anggapan jika seandainya sudah terjadi perubahan kesatuan usaha.
REFERENSI


PENGUNGKAPAN PENUH DALAM PELAPORAN KEUANGAN


NAMA : LINDA AVIVA
NIM       : D42172380
PRODI   : AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK
RESUME
PENGUNGKAPAN PENUH DALAM PELAPORAN KEUANGAN
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) menyebutkan bahwa kerangka dasar merumuskan konsep yang mendasari penyusunan dan penyajian laopran keuangan bagi para pemakai eksternal. Tujuan kerangka dasar ini adalah untuk digunakan sebagai acuan bagi:
  1. Komite penyusun standar akuntansi keuangan, dalam pelaksanaan tugasnya
  2. Penyusun laporan keuangan, untuk menanggulangi masalah akuntansi yang belum diatur dalam standar akuntansi keuangan
  3. Auditor, dalam memberikan pendapat mengenai apakah laporan keuangan disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum
  4. Para pemakai laporan keuangan, dalam menafsirkan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan yang disusun sesuai dengan standar akuntansi keuangan.
Posisi Keuangan, Kinerja, dan Perubahan Posisi Keuangan
  1. Keputusan ekonomi yang diambil pemakai laporan keuangan memerlukan evaluasi atas kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas (dan setara kas), dan waktu serta kepastian dari hasil tersebut. Kemampuan ini akhirnya menentukan, misalnya, kemampuan pembayaran kepada para karyawan dan para pemasok, kemampuan pembayaran bunga, pembayaran kembali pinjaman dan pembagian penghasilan kepada para pemilik.
  2. Posisi keuangan perusahaan dipengaruhi oleh sumber daya yang dikendalikan, struktur keuangan, likuiditas dan solvabilitas, serta kemampuan beradaptasi terhadap perubahan lingkungan. Informasi sumber daya ekonomi yang dikendalikan dan kemampuan perusahaan dalam memodifikasi sumber daya ini di masa lalu berguna untuk memprediksi kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas (dan setara kas) di masa depan. Informasi struktur keuangan berguna untuk memprediksi kebutuhan pinjaman di masa depan dan bagaimana penghasilan bersih (laba) dan arus kas di masa depan akan didistribusikan kepada mereka yang memiliki hak di dalam perusahaan..
  3. Informasi kinerja perusahaan, terutama profitabilitas, diperlukan untuk menilai perubahan potensial sumber daya ekonomi yang mungkin dikendalikan di masa depan. Informasi fluktuasi kinerja adalah penting dalam hubungan ini. Informasi kinerja bermanfaat untuk memprediksi kapasitas perusahaan dalam menghasilkan arus kas dari sumber daya yang ada. Di samping itu, informasi tersebut juga berguna dalam perumusan pertimbangan tentang efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan tambahan sumber daya.
  4. Informasi perubahan posisi keuangan perusahaan bermanfaat untuk menilai aktivitas investasi, pendanaan dan operasi selama periode pelaporan. Informasi ini berguna bagi pemakai sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas (dan setara kas) serta kebutuhan perusahaan untuk memanfaatkan arus kas tersebut. Dalam penyusunan laporan perubahan posisi keuangan, dana dapat didefinisikan dalam berbagai cara, seperti, seluruh sumber daya keuangan, modal kerja, aktiva likuid atau kas. Kerangka dasar ini tidak mendefinisikan dana secara spesifik
  5. Informasi posisi keuangan terutama disediakan dalam neraca. Informasi kinerja terutama disediakan dalam laporan laba rugi. Dalam laporan keuangan, informasi perubahan posisi keuangan disajikan dalam laporan tersendiri.
  6. Komponen-komponen laporan keuangan saling terkait karena mencerminkan aspek-aspek yang berbeda dari transaksi transaksi atau peristiwa lain yang sama. Meskipun setiap laporan menyediakan informasi yang berbeda satu sama lain, tidak ada yang hanya dimaksudkan untuk memenuhi tujuan tunggal atau menyediakan semua informasi yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan khusus pemakai. Misalnya, laporan laba rugi menyediakan gambaran yang tidak lengkap tentang kinerja kecuali kalau digunakan dalam hubungannya dengan neraca dan laporan arus kas.

ASUMSI DASAR
Dasar Aktual
Pengaruh transaksi dan peristiwa lain diakui pada saat kejadian (dan bukan pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar) dan dicatat dalam catatan akuntansi serta dilaporkan dalam laporan keuangan pada periode yang bersangkutan. Laporan keuangan yang-disusun atas dasar akrual me mberikan informasi kepada pemakai tidak hanya transaksi masa lalu yang melibatkan penerimaan dan pembayaran kas tetapi juga kewajiban pembayaran kas di masa depan serta sumber daya yang merepresentasikan kas yang akan diterima di masa depan. Oleh karena itu laporan keuangan menyediakan jenis informasi transaksi masa lalu dan peristiwa lainnya yang paling berguna bagi pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.
Kelangsungan Usaha
Laporan keuangan biasanya disusun atas dasar asumsi kelangsungan usaha perusahaan dan akan melanjutkan usahanya di masa depan. Karena itu, perusahaan diasumsikan tidak bermaksud atau berkeinginan melikuidasi atau mengurangi secara material skala usahanya. Jika maksud atau keinginan tersebut timbul, laporan keuangan mungkin harus disusun dengan dasar yang berbeda dan dasar yang digunakan harus diungkapkan.
KARAKTERISTIK KUALITATIF LAPORAN KEUANGAN
  1. Dapat Dipahami
Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh pemakai. Untuk maksud ini, pemakai diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi, serta kemauan untuk mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar. Namun demikian, informasi kompleks yang seharusnya dimasukkan dalam laporan keuangan tidak dapat dikeluarkan hanya atas dasar pertimbangan bahwa informasi tersebut terlalu sulit untuk dapat dipahami oleh pemakai tertent
  1. Relevan
Informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam proses pengambilan keputusan yang nantinya dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan membantu mere ka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini atau masa depan, menegaskan, atau mengkoreksi, hasil evaluasi mereka di masa lalu.
  1. Materialitas
Materialitas tergantung pada besarnya pos atau kesalahan yang dinilai sesuai dengan situasi khusus dari kelalaian dalam mencantumkan (omission) atau kesalahan dalam mencatat (misstatement). Karenanya, materialitas lebih merupakan suatu ambang batas atau titik pemisah dari pada suatu karakteristik kualitatif pokok yang harus dimiliki agar informasi dipandang berguna.
  1. Keandalan
Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan pemakainya sebagai penyajian yang tulus atau jujur (faithful representation) dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan
  1. Penyajian Jujur
Informasi harus menggambarkan dengan jujur transaksi serta peristiwa lainnya yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar dapat diharapkan untuk disajikan. Jadi, misalnya, neraca harus menggambarkan dengan jujur transaksi serta peristiwa lainnya dalam bentuk aktiva, kewajiban dan ekuitas perusahaan pada tanggal pelaporan yang memenuhi kriteria pengakuan.
  1. Netralitas
Informasi harus diarahkan pada kebutuhan umum pemakai, dan tidak bergantung pada kebutuhan dan keinginan pihak tertentu. Tidak boleh ada usaha untuk menyajikan informasi yang menguntungkan beberapa pihak, sementara hal tersebut akan merugikan pihak lain yang mempunyai kepentingan yang berlawanan .
  1. Pertimbangan Sehat
Pertimbangan sehat mengandung unsur kehati-hatian pada saat melakukan prakiraan dalam kondisi ketidakpastian, sehingga aktiva atau penghasilan tidak dinyatakan terlalu tinggi dan kewajiban atau beban tidak dinyatakan terlalu rendah.
  1. Kelengkapan
Agar dapat diandalkan, informasi dalam laporan keuangan harus lengkap dalam batasan materialitas dan biaya. Kesengajaan untuk tidak mengungkapkan (omission) mengakibatkan informasi menjadi tidak benar atau menyesatkan dan karena itu tidak dapat diandalkan dan tidak sempurna ditinjau dari segi relevansi.
  1. Dapat Dibandingkan
Pemakai harus dapat memperbandingkan laporan keuangan perusahaan antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan (trend) posisi dan kinerja keuangan. Pemakai juga harus dapat memperbandingkan laporan keuangan antar perusahaan untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan secara relatif.
KENDALA INFORMASI YANG RELEVAN DAN ANDAL
Tepat Waktu
Jika terdapat penundaan yang tidak semestinya dalam pelaporan, maka informasi yang dihasilkan akan kehilangan relevansinya. Manajemen mungkin perlu menyeimbangkan manfaat relatif antara pelaporan tepat waktu dan ketentuan informasi andal.
Keseimbangan antara Biaya dan Manfaat
Keseimbangan antara biaya dan manfaat lebih merupakan kendala yang pervasif daripada karakteristik kualitatif. Manfaat yang dihasilkan informasi seharusnya melebihi biaya penyusunannya. Namun demikian, evaluasi biaya dan manfaat merupakan proses pertimbangan yang substansial. Biaya tersebut juga tidak perlu harus dipikul oleh pemakai informasi yang menikmati manfaat.
Keseimbangan di antara Karakteristik Kualitatif
Keseimbangan atau trade-off diantara berbagai karakteristik kualitatif sering diperlukan. Pada umumnya tujuannya adalah untuk mencapai suatu keseimbangan yang tepat di antara berbagai karakteristik untuk memenuhi tujuan laporan keuangan. Kepentingan relatif dari berbagai karakteristik dalam berbagai kasus yang berbeda merupakan masalah pertimbangan profesional.
Penyajian Wajar
Laporan keuangan sering dianggap menggambarkan pandangan yang wajar dari, atau (conseptual framework)diartikan dengan suatu sistem hoheren yang terdiri dari tujuan dan konsep fundamental yang saling berhubungan, yang menjadi landasan bagi penetapan standar yang konsisten dan penentuan sifat, fungsi, serta batasan-batasan (akuntansi keuangan dan laporan keuangan). Sehingga kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan menjadi sebuah acuan dan asas utama dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan suatu entitas dengan andal, akuran, dan relevan yang nantinya mampu menghasilkan informasi yang berterima umum, tidak bias.
 UNSUR LAPORAN KEUANGAN
Laporan Keuangan menggambarkan dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa lain yang diklasifikasikan dalam beberapa kelompok besar menurut karakteristik ekonominya. Kelompok besar ini merupakan unsur laporan keuangan. Unsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aktiva, kewajiban dan ekuitas. Sedang unsur yang berkaitan dengan pengukuran kinerja dalam laporan laba rugi adalah penghasilan dan beban. Laporan perubahan posisi keuangan biasanya mencerminkan berbagai unsur laporan laba rugi dan perubahan dalam berbagai unsur neraca; dengan demikian, kerangka dasar ini tidak mengidentifikasikan unsur laporan perubahan posisi keuangan secara khusus. Penyajian berbagai unsur ini dalam neraca dan laporan laba rugi memerlukan proses sub-klasifikasi. Misalnya, aktiva dan kewajiban dapat diklasifikasikan menurut hakekat atau fungsinya dalam bisnis perusahaan dengan maksud untuk menyajikan informasi dengan cara yang paling berguna bagi pemakai untuk tujuan pengambilan keputusan ekonomi.
PENGAKUAN UNSUR LAPORAN KEUANGAN
Pengakuan (recognition) merupakan proses pembentukan suatu pos yang memenuhi definisi unsur serta kriteria pengakuan yang dikemukakan dalam paragraf 83 dalam neraca atau laporan laba rugi. Pengakuan dilakukan dengan menyatakan pos tersebut baik dalam kata-kata maupun dalam jumlah uang dan mencantumkannya ke dalam neraca atau laporan laba rugi. Pos yang memenuhi kriteria tersebut harus diakui dalam neraca atau laporan laba rugi. Kelalaian untuk mengakui pos semacam itu tidak dapat diralat melalui pengungkapan kebijakan akuntansi yang digunakan maupun melalui catatan atau materi penjelasan.
Pos yang memenuhi definisi suatu unsur harus diakui kalau:
  1. ada kemungkinan bahwa manfaat ekonomi yang berkaitan dengan pos tersebut akan mengalir dari atau ke dalam perusahaan; dan
  2. pos tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal.
Probabilitas Manfaat Ekonomi Masa Depan
Dalam kriteria pengakuan penghasilan, konsep probabilitas digunakan dalam pengertian derajat ketidakpastian bahwa manfaat ekonomi masa depan yang berkaitan dengan pos tersebut akan mengalir dari atau ke dalam perusahaan. Konsep tersebut dimaksudkan untuk menghadapi ketidakpastian lingkungan operasi perusahaan. Pengkajian derajat ketidakpastian yang melekat dalam arus manfaat ekonomi masa depan dilakukan atas dasar bukti yang tersedia pada saat penyusunan laporan keuangan. Misalnya, kalau pembayaran suatu piutang besar kemungkinan terjadi (probable) dan tidak ada bukti lain yang bertentanyan, maka dapat dibenarkan untuk mengakui piutang tersebut sebagai aktiva. Namun demikian, jika populasi piutang banyak jumlahnya, maka besar kemungkinan ada yang tidak tertagih; karena itu suatu beban yang merepresentasikan pengurangan manfaat ekonomi yang diharapkan harus diakui.
Keandalan Pengukuran
Kriteria pengakuan suatu pos yang kedua adalah ada tidaknya biaya atau nilai yang dapat diukur dengan tingkat keandalan tertentu (reliable) seperti yang dibahas pada paragraf 31 sampai dengan paragraf 38 kerangka dasar ini. Pada banyak kasus, biaya atau nilai harus diestimasi; penggunaan estimasi yang layak merupakan bagian esensial dalam penyusunan laporan keuangan tanpa mengurangi tingkat keandalan. Namun demikian, kalau estimasi yang layak tak mungkin dilakukan, pos tersebut tidak diakui dalam neraca atau laporan laba rugi. Misalnya, hasil yangndiharapkan dari suatu tuntutan hukum dapat memenuhi definisi baik aktiva dan penghasilan maupun kriteria probabilitas untuk dapat diakui; namun demikian, kalau tidak mungkin diukur dengan tingkat keandalan tertentu, tuntutan tersebut tidak dapat diakui sebagai aktiva atau sebagai penghasilan; namun demikian, eksistensi tuntutan harus diungkapkan dalam catatan, materi penjelasan atau skedul tambahan..
Pengakuan Aktiva
  • Aktiva diakui dalam neraca kalau besar kemungkinan bahwa manfaat ekonominya di masa depan diperoleh perusahaan dan aktiva tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal.
  • Aktiva tidak diakui dalam neraca kalau pengeluaran telah terjadi dan manfaat ekonominya dipandang tidak mungkin mengalir ke dalam perusahaan setelah periode akuntansi berjalan. Sebagai alternatif transaksi semacam itu menimbulkan pengakuan beban dalam laporan laba rugi. Dengan perlakuan ini tidak berarti pengeluaran yang dilakukan manajemen mempunyai maksud yang lain daripada menghasilkan manfaat ekonomi bagi perusahaan di masa depan atau bahwa manajemen salah arah. Implikasi satu-satunya adalah bahwa tingkat kepastian dari manfaat ekonomi yang diterima perusahaan setelah periode akuntansi berjalan tidak mencukupi untuk membenarkan pengakuan aktiva.
Pengakuan Kewajiban
  • Kewajiban diakui dalam neraca kalau besar kemungkinan bahwa pengeluaran sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi akan dilakukan untuk menyelesaikan kewajiban {obligation) sekarang dan jumlah yang harus diselesaikan dapat diukur dengan andal. Dalam praktek, kewajiban {obligations) menurut kontrak yang belum dilaksanakan oleh kedua belah pihak (misalnya, kewajiban atas pesanan persediaan yang belum diterima) pada umumnya tidak diakui sebagai kewajiban dalam laporan keuangan. Namun demikian, kewajiban {obligation) semacam itu dapat memenuhi definisi kewajiban dan, kalau dalam keadaan tertentu kriteria pengakuan terpenuhi, maka kewajiban {obligation) tersebut dapat dianggap memenuhi syarat pengakuan . Dalam kasus ini, pengakuan kewajiban mengakibatkan pengakuan aktiva atau beban yang bersangkutan.
Pengakuan Penghasilan
  • Penghasilan diakui dalam laporan laba rugi kalau kenaikan manfaat ekonomi di masa depan yang berkaitan dengan peningkatan aktiva atau penurunan kewajiban telah terjadi dan dapat diukur dengan andal. Ini berarti pengakuan penghasilan terjadi bersamaan dengan pengakuan kenaikan aktiva atau penurunan kewajiban (misalnya, kenaikan bersih aktiva yang timbul dari penjualan barang atau jasa atau penurunan kewajiban yang timbul dari pembebasan pinjaman yang masih harus dibayar).
  • Prosedur yang biasanya dianut dalam praktek untuk mengakui penghasilan, seperti misalnya ketentuan bahwa penghasilan telah diperoleh, merupakan penerapan kriteria pengakuan dalam kerangka dasar ini. Prosedur semacam ini pada umumnya dimaksudkan untuk membatasi pengakuan penghasilan pada pos-pos yang dapat diukur dengan andal dan memiliki derajat kepastian yang cukup.
Pengakuan Beban
  • Beban diakui dalam laporan laba rugi kalau penurunan manfaat ekonomi masa depan yang berkaitan dengan penurunan aktiva atau peningkatan kewajiban telah terjadi dan dapat diukur dengan andal. Ini berarti pengakuan beban terjadi bersamaan dengan pengakuan kenaikan kewajiban atau penurunan aktiva (misalnya, akrual hak karyawan atau penyusutan aktiva tetap).
  • Beban diakui dalam laporan laba rugi atas dasar hubungan langsung antara biaya yang timbul dan pos penghasilan tertentu yang diperoleh. Proses yang biasanya disebut pengaitan biaya dengan pendapatan (matching of costs with revenues) ini melibatkan pengakuan penghasilan dan beban secara gabungan atau bersamaan yang dihasilkan secara langsung dan bersama-sama dari transaksi atau peristiwa lain yang sama; misalnya, berbagai komponen beban yang membentuk beban pokok penjualan (cost or expense of goods sold) diakui pada saat yang sama sebagai penghasilan yang diperoleh dari penjualan barang. Namun demikian, penerapan konsep matching dalam kerangka dasar ini tidak memperkenankan pengakuan pos dalam neraca yang tidak memenuhi definisi aktiva atau kewajiban.
  • Kalau manfaat ekonomi diharapkan timbul selama beberapa periode akuntansi dan hubungannya dengan penghasilan hanya dapat ditentukan secara luas atau tak langsung, beban diakui dalam laporan laba rugi atas dasar prosedur alokasi yang rasional dan sistematis. Hal ini sering diperlukan dalam pengakuan beban yang berkaitan dengan penggunaan aktiva seperti aktiva tetap, goodwill, paten, merek dagang. Dalam kasus semacam itu, beban ini disebut penyusutan atau amortisasi. Prosedur alokasi ini dimaksudkan untuk mengakui beban dalam periode akuntansi yang menikmati manfaat ekonomi aktiva yang bersangkutan.
  • Beban segera diakui dalam laporan laba rugi kalau pengeluaran tidak menghasilkan manfaat ekonomi masa depan atau kalau sepanjang manfaat ekonomi masa depan tidak memenuhi syarat, atau tidak lagi memenuhi syarat, untuk diakui dalam neraca sebagai aktiva.
  • Beban juga diakui dalam laporan laba rugi pada saat timbul kewajiban tanpa adanya pengakuan aktiva, seperti apabila timbul kewajiban akibat garansi produk.
PENGUKURAN UNSUR LAPORAN KEUANGAN
Pengukuran adalah proses penetapan jumlah uang untuk mengakui dan memasukkan setiap unsur laporan keuangan dalam neraca dan laporan laba rugi. Proses ini menyangkut pemilihan dasar pengukuran tertentu. Sejumlah dasar pengukuran yang berbeda digunakan dalam derajat dan kombinasi yang berbeda dalam laporan keuangan. Berbagai dasar pengukuran tersebut adalah sebagai berikut:
Biaya historis.
Aktiva dicatat sebesar pengeluaran kas (atau setara kas) yang dibayar atau sebesar nilai wajar dari imbalan {consideration) yang diberikan untuk memperoleh aktiva tersebut pada saat perolehan. Kewajiban dicatat sebesar jumlah yang diterima sebagai penukar dari kewajiban (obligation), atau dalam keadaan tertentu (misalnya, pajak penghasilan), dalam jumlah kas (atau setara kas)yang diharapkan akan dibayarkan untuk memenuhi kewajiban dalam pelaksanaan usaha yang normal.
Biaya kini (current cost).
Aktiva dinilai dalam jumlah kas (atau setara kas) yang seharusnya dibayar bila aktiva yang sama atau setara aktiva diperoleh sekarang. Kewajiban dinyatakan dalam jumlah kas (atau setara kas) yang tidak didiskontokan (undiscounted) yang mungkin akan diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban (obligation) sekarang.
Nilai realisasi/penyelesaian (realisable/settlement value).
Aktiva dinyatakan dalam jumlah kas (atau setara kas) yang dapat diperoleh sekarang dengan menjual aktiva dalam pelepasan normal (orderly disposal). Kewajiban dinyatakan sebesar nilai penyelesaian; yaitu, jumlah kas (atau setara kas) yang tidak didiskontokan yang diharapkan akan dibayarkan untuk memenuhi kewajiban dalam pelaksanaan usaha normal.
Nilai sekarang (present value).
Aktiva dinyatakan sebesar arus kas masuk bersih di masa depan yang didiskontokan kenilai sekarang dari pos yang diharapkan dapat memberikan hasil dalam pelaksanaan usaha normal. Kewajiban dinyatakan sebesar arus kas keluar bersih di masa depan yang didiskontokan ke nilai sekarang yang diharapkan akan diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban dalam pelaksanaan usaha normal.
Pada tanggal 04 Januari 2018, Pak Budi mendirikan PT Manajemen Keuangan Network yang bergerak dalam bidang pelayanan jasa Akuntansi Keuangan, kursus & training akuntansi, dan pajak dengan setoran modal awal sebesar Rp 80.000.000.
Aset dan kewajiban, serta pendapatan dan beban PT Manajemen Keuangan Network selama periode tahun 2018 adalah sebagai berikut:
  • Utang usaha = Rp 12.200.000
  • Piutang usaha = Rp 31.350.000
  • Kas = Rp 53.050.000
  • Pendapatan honor = Rp 263.200.000
  • Tanah = Rp 80.000.000
  • Beban lain-lain = Rp 12.950.000
  • Beban kantor = Rp 63.000.000
  • Bahan habis pakai = Rp 3.350.000
  • Beban gaji = Rp 131.700.000
Dari data-data tersebut, dapat dibuat laporan keuangan laba rugi sederhana untuk tahun berjalan yang berakhir pada 31 Desember 2018, sebagai berikut:

Pengakuan pendapatan





Nama : Linda Aviva
Nim  : D42172380
Resume AKM 2
PENGAKUAN PENDAPATAN
Pengertian Pengakuan Pendapatan
Menurut PSAK 23, pendapatan adalah arus kas masuk bruto dari manfaat ekonomik yang timbul dari aktivitas ormal
entitas selama suatu periode, jika arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal.

Dengan pengertian diatas, maka perusahaan tidak boleh mencatat Pajak yang dipotong dari pihak lain sebagai pendapatan walaupun pajak merupakan kas masuk ke perusahaan. Disisi lain perusahaan yang bergerak sebagai agen (bukan orang yang sebenarnya) dari sebuah transaksi tidak boleh mengakui kas yang masuk sebagai pendapatannya, namun hanya mengakui komisi sebagai pendapatannya

Prinsip Pengakuan Pendapatan
Permasalahan utama dalam akuntansi untuk pendapatan adalah menentukan saat pengakuan pendapatan.  Pada prinsip pengakuan pendapatan (revenue recognation principle), umumnya pendapatan diakui pada saat (1) direalisasikan atau dapat direalisasikan dan (2) dihasilkan (earned).  Maksud dari pernyataan tersebut adalah bahwa:

    Pendapatan dianggap direalisasikan apabila barang dan jasa, barang dagangan, atau harta lain ditukar dengan kas atau klaim atas kas; Pendapatan dianggap dapat direalisasikan apabila aktiva yang diterima dalam pertukaran segera dapat konversi (siap ditukar) menjadi kas atau klaim atas kas dengan jumlah yang diketahui;
    Pendapatan dianggap dihasilkan (earned) apabila entitas bersangkutan pada hakikatnya telah menyelesaikan apa yang seharusnya dilakukan untuk mendapat hak atas manfaat yang dimiliki oleh pendapatan itu, yakni apabila proses menghasilkan laba telah selesai atau sebenarnya telah selesai.


laba per saham


Nama : Linda Aviva
NIm  : D42172380
Resume AKM 2                       
LABA PER SAHAM
Pengertian LAba Per saham
Earning Per Share (EPS) merupakan komponen penting pertama yang harus diperhatikan dalam analisis perusahaan. Informasi EPS suatu perusahaan menunjukkan besarnya laba bersih perusahaan yang siap dibagikan untuk semua pemegang saham perusahaan. EPS merupakan rasio yang menunjukkan berapa besar keuntungan(return) yang diperoleh investor atau pemegang saham per lembar saham (Tjiptono dan Hendry, 2001 : 139).

Defeenisi Laba per saham
Dengan demikian, laba per lembar saham (EPS) menunjukan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba dan mendistribusikan laba yang diraih perusahaan kepada pemegang saham. Laba per lembar saham (EPS) dapat dijadikan sebagai indikator tingkat nilai perusahaan. Laba per lembar saham (EPS) juga merupakan salah satu cara untuk mengukur keberhasilan dalam mencapai keuntungan bagi para pemiliki saham dalam perusahaan.

Penilaian Laba Perlembar Saham ( EPS )
Angka laba per lembar saham (EPS) diperoleh dari laporan keuangan yang disajikan oleh perusahaan. Karena itu langkah pertama yang dilakukan adalah memahami laporan keuangan yang disajikan perusahaan. Ada dua laporan keuangan yang utama yaitu neraca dan laporan rugi laba.

Rumus
EPS     =          Laba operasi - Dividen saham prioritas             
                   Rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar

Pada umumnya dalam menanamkan modalnya investor mengharapkan manfaat yang akan dihasilkan dalam bentuk laba per lembar saham (EPS). Sedangkan jumlah laba per lembar saham (EPS) yang didistribusikan kepada para investor tergantung pada kebijakan perusahaan dalam hal pembayaran deviden. Laba per lembar saham (EPS) dapat menunjukan tingkat kesejahteraan perusahaan, jadi apabila laba per lembar saham (EPS) yang dibagikan kepada para investor tinggi maka menandakan bahwa perusahaan tersebut mampu memberikan tingkat kesejahteraan yang baik kepada pemegang saham, sedangkan laba per lembar saham (EPS) yang dibagikan rendah maka menandakan bahwa perusahaan tersebut gagal memberikan kemanfaatan sebagaimana diharapkan oleh pemegang saham.

 
Description: psb (2-1)
Description: psb (2-1)

BAHASA INGGRIS BINATANG

ANIMAL Bison = Banteng Cat = Kucing Frog = Katak Fly = lalat Cricket = Jangkrik Shrimp = Udang Porcupine = Landak Dolphin = Lumba-...